Lagi-lagi tentang hati.
Sunday, October 27, 2013 @ 7:12 AM
| 0 notes
Potongan-potongan kejadian disaat itu tidak pernah pudar dari ingatan. Sebenarnya sih, bukan disaat itu saja, karena setiap hari ada-ada saja yang terjadi. Dan anehnya, walaupun sudah berapa lama hal itu berlalu, aku belum bisa lupa. Atau
tidak bisa lupa. Bahkan hal kecil sekalipun, masih tersimpan di dalam otakku. Sangat jelas malah.
Aku tahu, rasa ini datang sendiri dan nantinya akan pergi dengan sendirinya. Jujur, aku tidak rela jika suatu saat rasa ini akan pergi sendiri nantinya. Tapi apa yang bisa hati manusia perbuat? Hal yang paling benar untuk dilakukan itu hanya melepaskan bukan?
Tidak bisa aku bertindak selayaknya aku dan kamu itu sudah ditakdirkan. Siapa yang tahu kemana hidup mengarah? Jadi, untuk saat ini aku hanya bisa melepaskanmu. Siapa tahu, disaat-saat pelepasan itu, muncul yang lebih baik. Yang sebenar-benarnya hak milik, tanpa label ilegal.
Jadi, sebaiknya aku diam. Diam bukan berarti tidak ada lagi pilihan, tetapi menjalani pilihan tersebut. Karena hidup ini baru permulaan, siapa yang tahu apa yang bakal terjadi kedepannya? Ingat saja bahwa
yang baik untuk yang baik pula. Terserah bagaimana engkau mengambil jalannya, jodohmu tidak akan berubah.
Sekiranya jika ini memang cinta, semoga ini adalah cinta yang mengarahkanku kepada-Nya. Jika ini adalah salah satu bentuk ujian dan akan berujung pada maksiat, maka hilangkanlah, jangan sampai celaka.
Kau dan aku harus Istiqomah. Aku yakin kau bisa, aku hanya bisa berdoa untuk kebaikan ini semua.
"Ya Allah, Sekiranya jika aku jatuh cinta, maka jatuhkanlah cintaku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu"
Kamu tau, garis-garis kehidupan dan pertanyaan-pertanyaan itu?
Thursday, October 24, 2013 @ 8:39 AM
| 0 notes
Setelah mendapat pencerahan dari seorang sahabat, akhirnya aku tahu rasa apa yang membuncah ini. Ini adalah rasa bingung, bukan risih. Sampai sekarang pun aku masih bertanya-tanya apa maksudnya mereka melakukan itu, tapi tidak usah terjawab. Biar aku mengetahuinya dengan iringan detik yang bergerak.
Entah apakah garisku yang menabrak garismu atau malah sebaliknya. Tetapi yang jelas, ada satu fragmen atau bahkan lebih - karena kita semua belum tahu apa yang akan terjadi kedepannya - yang menyangkutkan kau kedalam hidupku dan aku dalam hidupmu. Yang jelas ada sesuatu yang harus kau sampaikan dan begitupun aku.
Jadi... daripada kita menerka-nerka, lebih baik kita ikuti saja skenario yang dicatat oleh-Nya. Karena di setiap momen atau fragmen hidup, ada suatu hal yang pasti tersampaikan bukan? Apakah skenario itu indah, atau tidak... Yah, urusan kita yang menyikapi dan menilainya. Satu pesan, jangan menyikapinya hanya dengan satu perspektif. Karena yang buruk itu mungkin hanya kita yang mengira. Sesuatu yang buruk itu belum tentu buruk, karena selama ini dengan bodohnya kita hanya melihatnya dari satu perspektif.
Iya, kita tidak mau melihat perspektif yang lain. Yang lebih menjelaskan, yang lebih berarti, dan yang penting... merupakan penjelasan sesungguhnya.
Deal with loss.
Kehilangan bukan berarti sesuatu yang buruk, bisa saja melalui kehilangan itu kau diajari banyak hal. Dari kehilangan, kau bisa tau bahwa ternyata selama ini pandanganmu terhadap sesuatu itu salah. Pertanyaan-pertanyaan yang terlewat di kepalamu itu... kelak segalanya akan terjawab.
***
Lagi-lagi tentang hati.
Sunday, October 27, 2013 @ 7:12 AM
| 0 notes
Potongan-potongan kejadian disaat itu tidak pernah pudar dari ingatan. Sebenarnya sih, bukan disaat itu saja, karena setiap hari ada-ada saja yang terjadi. Dan anehnya, walaupun sudah berapa lama hal itu berlalu, aku belum bisa lupa. Atau
tidak bisa lupa. Bahkan hal kecil sekalipun, masih tersimpan di dalam otakku. Sangat jelas malah.
Aku tahu, rasa ini datang sendiri dan nantinya akan pergi dengan sendirinya. Jujur, aku tidak rela jika suatu saat rasa ini akan pergi sendiri nantinya. Tapi apa yang bisa hati manusia perbuat? Hal yang paling benar untuk dilakukan itu hanya melepaskan bukan?
Tidak bisa aku bertindak selayaknya aku dan kamu itu sudah ditakdirkan. Siapa yang tahu kemana hidup mengarah? Jadi, untuk saat ini aku hanya bisa melepaskanmu. Siapa tahu, disaat-saat pelepasan itu, muncul yang lebih baik. Yang sebenar-benarnya hak milik, tanpa label ilegal.
Jadi, sebaiknya aku diam. Diam bukan berarti tidak ada lagi pilihan, tetapi menjalani pilihan tersebut. Karena hidup ini baru permulaan, siapa yang tahu apa yang bakal terjadi kedepannya? Ingat saja bahwa
yang baik untuk yang baik pula. Terserah bagaimana engkau mengambil jalannya, jodohmu tidak akan berubah.
Sekiranya jika ini memang cinta, semoga ini adalah cinta yang mengarahkanku kepada-Nya. Jika ini adalah salah satu bentuk ujian dan akan berujung pada maksiat, maka hilangkanlah, jangan sampai celaka.
Kau dan aku harus Istiqomah. Aku yakin kau bisa, aku hanya bisa berdoa untuk kebaikan ini semua.
"Ya Allah, Sekiranya jika aku jatuh cinta, maka jatuhkanlah cintaku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu"
Kamu tau, garis-garis kehidupan dan pertanyaan-pertanyaan itu?
Thursday, October 24, 2013 @ 8:39 AM
| 0 notes
Setelah mendapat pencerahan dari seorang sahabat, akhirnya aku tahu rasa apa yang membuncah ini. Ini adalah rasa bingung, bukan risih. Sampai sekarang pun aku masih bertanya-tanya apa maksudnya mereka melakukan itu, tapi tidak usah terjawab. Biar aku mengetahuinya dengan iringan detik yang bergerak.
Entah apakah garisku yang menabrak garismu atau malah sebaliknya. Tetapi yang jelas, ada satu fragmen atau bahkan lebih - karena kita semua belum tahu apa yang akan terjadi kedepannya - yang menyangkutkan kau kedalam hidupku dan aku dalam hidupmu. Yang jelas ada sesuatu yang harus kau sampaikan dan begitupun aku.
Jadi... daripada kita menerka-nerka, lebih baik kita ikuti saja skenario yang dicatat oleh-Nya. Karena di setiap momen atau fragmen hidup, ada suatu hal yang pasti tersampaikan bukan? Apakah skenario itu indah, atau tidak... Yah, urusan kita yang menyikapi dan menilainya. Satu pesan, jangan menyikapinya hanya dengan satu perspektif. Karena yang buruk itu mungkin hanya kita yang mengira. Sesuatu yang buruk itu belum tentu buruk, karena selama ini dengan bodohnya kita hanya melihatnya dari satu perspektif.
Iya, kita tidak mau melihat perspektif yang lain. Yang lebih menjelaskan, yang lebih berarti, dan yang penting... merupakan penjelasan sesungguhnya.
Deal with loss.
Kehilangan bukan berarti sesuatu yang buruk, bisa saja melalui kehilangan itu kau diajari banyak hal. Dari kehilangan, kau bisa tau bahwa ternyata selama ini pandanganmu terhadap sesuatu itu salah. Pertanyaan-pertanyaan yang terlewat di kepalamu itu... kelak segalanya akan terjawab.
***