Cerita Seorang Gadis
Sunday, October 28, 2012 @ 7:59 AM | 0 notes

Happy Sunday.

Now, let me tell you a story.

Ini terjadi di hari Minggu (Ahad), tanggal 28 Oktober 2012. Hari yang termasuk kurang menyenangkan di awal bangun tidur seorang gadis. Dia kurang tidur, matanya semakin berkantung, dan di handphone nya tertera 7 panggilan tidak terjawab. Dia teringat janjinya semalam, bahwa dia akan datang lebih cepat ke sekolahnya yang mana hari itu, sedang ada kegiatan --Sebenarnya setiap Minggu ada kegiatan--. Jam 8.30, dia bangkit dari tempat tidur. Memasuki kamar mandi dan membuang waktu kira-kira 15 menit. Setelah selesai, dia mencoba mencari baju olahraga yang tadi malam sudah dipersiapkannya di atas keranjang baju. 5 menit mencari dan tidak kunjung ketemu, akhirnya dia bertanya dengan seseorang dirumahnya. Seseorang dirumahnya bilang "Loh, bukannya bajunya kotor? Tadi di cuci.." Sontak gadis ini cepat-cepat ke arah mesin cuci dan mengeringkannya di mesin pengering.

Dia merutuki dirinya sendiri yang menonton film hingga larut malam, bangun kesiangan, dan tidak mengkonfirmasi pakaian yang harusnya sudah dia pakai sejak tadi. Setelah bajunya selesai, eh, tunggu. Bajunya belum selesai. Walaupun sudah dikeringkan di mesin pengering, bajunya masih sedikit basah. Jadilah gadis itu menjemur baju olahraga yang malang itu sejenak. Karena cuaca yang tidak terlalu terik, bajunya tidak kunjung kering. Sehingga yang janji jam 9 pagi, terpaksa mundur hingga hampir jam 10. Sampai di sekolah, dua orang temannya sudah menunggu, Setelah apa yang dijanjikan selesai, gadis itu dan kedua temannya pergi menuju temannya yang lain, sesama regu.

Satu regu termasuk gadis itu berencana untuk pergi ke suatu tempat, yang sudah menjadi rutinitas mereka selama hari Minggu akhir-akhir ini. Mereka berjalan kaki, dan akhirnya sampai. Mereka menjalankan latihan seperti biasa, di atas lapangan untuk sebuah cabang olahraga. Mereka latihan kurang lebih 2 jam. Setelah letih, mereka dipersilahkan pulang. Tetapi gadis ini dan kedua temannya belum pulang, mereka mengisi perut sejenak di sebuah restoran di pinggir jalan. Di restoran itu, mereka bertiga duduk santai. Selagi menunggu makanan mereka datang, mereka bertiga berbincang-bincang. Di tengah bincang-bincang, ada suatu kenyataan yang membuat si gadis ini terpukul. Temannya yang satu itu, suka dengan orang yang sama dengan si gadis. Si gadis ini mencoba untuk tertawa, agar temannya terlihat gembira dan tidak curiga. Tetapi, si gadis ini pernah bilang "Aku sudah tidak suka lagi dengan dia, jadi bukan masalah". Dan sekarang gadis ini sadar, ternyata omongannya yang waktu itu tidak sepenuhnya benar. Bahkan dia tidak bisa meyakini kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri, apakh baik jika gadis itu berbohong pada dirinya sendiri? Sebenarnya, gadis itu bukan bohong kepada dirinya sendiri. Gadis itu hanya mencoba untuk meyakini kata-kata yang keluar dari mulutnya. Jadi, apa yang dirasakan gadis itu sekarang?




Untuk apa senyum kalau itu hanya karangan belaka? 


fin.